Red Lips Always Lie or Bullshit?

Umanitya Fitri Hanryana
3 min readApr 24, 2020

--

cr. tgstat.com

Suatu hari, Fania Pascal melakukan oprasi pengangkatan amandel. Seusainya operasi, Fania Pascal mengatakan bahwa oprasi amandel rasanya seperti anjing dilindas truk. Lalu, Wittgenstein mengatakan kepada Fania Pascal, apakah kamu tau rasanya seperti apa anjing dilindas truk? Lalu Frankfurt mengatakan bahwa yang dilakukan Fania Pascal adalah bullshit. Fania Pascal mengatakan sesuatu seolah-olah ia pernah merasakan itu. Hal ini dikarenakan manusia memiliki fakta superioritas dan seolah-olah manusia yang paling tahu segalanya, manusia seolah-olah paling tahu apa yang dirasakan oleh makhluk yang lainnya.

Dalam kasus diatas, bullshit sangatlah identik dengan manusia. Tak jarang manusia mengatakan hal-hal bullshit. Bullshit merupakan sesuatu yang dikatakan oleh manusia, namun ia hanya asal berkata saja, tanpa tahu realitas yang sesungguhnya. Bullshit juga sering kali tidak sesuai kaidah logika atau dapat juga kita katakana sebagai fallacy. Salah satu contoh dari bullshit adalah kasus Fania Pascal diatas.

Selain bullshit, ada 1 hal lagi yang identik dengan manusia. Yaitu lies atau berbohong. Lies merupakan mengatakan sesuatu yang kita tahu jika salah, namun kita tetap mengatakannya dan ada tujuan untuk menipu. Lies dapat digunakan untuk menyesatkan orang.

Hanya manusia yang dapat melakukan bullshit dan lies. Hal ini dikarenakan manusia memiliki kemampuan berbahasa dan reasoning. Manusia memiliki nalar, nalar manusia adalah keunikan yang hanya dimiliki oleh manusia. Dengan kemampuan bernalar, manusia merupakan makhluk satu-satunya yang mampu menciptakan kebenaran yang out off fallacy.

kemampuan bernalar manusia dapat dilakukan dengan abstraksi. Misal, ada keramaian. Didalam keramaian ada kosep pemain sepak bola, ada konsep stadion, ada konsep orang banyak, dan dari konsep-konsep tersebut terjadilah percampuran fakta dan diabstraksikan oleh nalar kita sehingga kita bisa membayangkan dan menyimpulkan sebuah fakta orang sedang melakukan kegiatan supporter di dalam stadion.

Kemampuan bernalar manusia dapat digunakan untuk berbagai hal, salah satunya adalah untuk menyesatkan orang. Menyesatkan orang dapat dilakukan dengan cara bullshit dan lies. Lies dapat dilakukan dalam bentuk hoax atau menyebarkan berita bohong dengan tujuan tertentu. Hoax dapat dilakukan untuk political purpose. Contohnya pada kasus di Papua. Banyak buzzer di internet yang mengatakan bahwa di Papua tidak terjadi kasus pelanggaran HAM. Padahal di papua sendiri terjadi banyak kasus pelanggaran ham oleh apparat, contohnya pada kasus Wamena Berdarah. Bahkan ada jurnalis yang mengungkap kebenaran kasus tersebut, namun ia malah dikriminalisasi. Dalam kasus ini, hoax dapat digunakan untuk political purpose, yaitu dengan tujuan untuk membangun citra baik pemerintah.

Selain itu bullshit juga dapat digunakan untuk tujuan tertentu. Bullshit berasal dari kata bull session. Kata ini diambil dari kata bull yang berarti kerbau. Hewan kerbau memiliki kebiasaan untuk berkubang Bersama sembari memamah makanan. Hal ini merupakan ungkapan untuk orang-orang yang sedang berbincang di warung kopi dan membicarakan hal-hal random dan serampangan namun kita sangat familiar dengan ini. Pembicaraan seperti ini sering dikaitkan dengan bullshit. Perkara bullshitting seperti jokes-jokes receh dapat menstimulasi mood kita. Manusia butuh hal-hal seperti itu dalam hidup kita.

Kemampuan manusia untuk bernalar muncul karena manusia memiliki kebutuhan khusus. Kemampuan bernalar dapat digunakan untuk memenuh kebutuhan dan menjawab kebutuhan itu sendiri, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan berbahasa, yaitu lies and bullshitting. Tidak ada yang salah dengan bullshitting selama kita masih bernalar

--

--